06 Oktober 2009

Noordin, Saddam, dan Nabi Isa

Dan (mereka kafir) karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa. [QS. An-Nisa: 157]

Dua pekan lalu, Indonesia digemparkan dengan penyergapan terhadap gembong teroris Noordin ‘Memang’ Top. Noordin merupakan warga Malaysia yang pernah belajar kepada guru-guru salafy-wahhabi di Malaysia.

Akhirnya polisi mengebom rumah tempat Noordin M. Top bersembunyi. Tetapi sebenarnya, polisi tidak yaqin bahwa yang mereka serang itu adalah Noordin. Beberapa hari lalu, polisi yaqin bahwa pria yang mereka serang dua pekan lalu di Temanggung bukanlah Noordin.

Beberapa tahun lalu, Anda mungkin ingat peristiwa penangkapan Saddam Husein. Bahkan Amerika tidak bisa langsung yaqin bahwa orang yang mereka tangkap itu adalah Saddam. Mereka membutuhkan penelitian dengan bantuan tekhnologi mutakhir untuk memastikannya. Namun tetap saja sebagian orang tidak percaya bahwa yang ditangkap itu adalah benar-benar Saddam Husein, walau wajahnya terlihat sangat mirip.

Jika tekhnologi modern pun masih diragukan dalam mengungkap hal-hal seperti ini, bagaimana lagi peristiwa penangkapan Nabi Isa 2000 tahun yang lalu. Saat itu belum ada tekhnologi canggih seperti saat ini. Mereka yang hidup saat itu benar-benar diliputi keraguan akan siapa sesungguhnya pria yang ditangkap itu. Benarkah yang mereka tangkap itu adalah Nabi Isa as? Mereka tidak yaqin, mereka meragukan hal itu. Bahkan Roma pun cuci tangan dan tidak mau ikut campur lagi dalam peristiwa itu.

Penyaliban Nabi Isa adalah peristiwa yang penuh keraguan. Sekitar enam ratus tahun setelah peristiwa itu, Allah pun mengungkapkan bahwa yang mereka tangkap itu bukanlah Nabi Isa. Allah telah menyelamatkan Nabi Isa dan mengangkatnya ke langit. Lalu Allah mengubah seseorang sehingga wajah dan suaranya mirip dengan Nabi Isa. Orang itulah yang telah mereka tangkap. Dan Allah lebih tahu tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

Tidak ada komentar: